Wahyu Sardono, mungkin itulah nama legendaris di kancah hiburan televisi pada massanya. Dengan sapaan akrab 'Dono' bersama dua sahabatnya Kasino dan Indro, mereka selalu menghibur pemirsa.
Perannya yang selalu kocak, bahkan bertingkah bodoh demi profesionalisme, siapa sangka dirinya juga telah menjadi bapak yang revolusioner. Dono sendiri meninggal pada 30 Desember 2001 saat mengalami sakit kanker paru-paru.
Dari pasangannya bernama Titi Kusumawardhani, Dono meninggalkan tiga orang anak yakni Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, Satrio Sarwo Trengginas.
Berbeda dengan bapaknya yang hanya menjadi pelawak meski menjadi sarjana s1, ketiga anaknya bisa memilih karirnya sendiri. Sebut saja Damar Canggih Wicaksono, dimana dirinya merupakan lulusan S1 Teknik Nuklir di Universitas Gajah Mada.
Tak berhenti di situ saja, Damar kemudian melanjutkan studinya S2 Teknik Nuklir di Institut Politeknik Federal Lausanne Swiss, bahkan kemudian dirinya mendapatkan beasiswa s3 untuk menjadi Doktor ahli nuklir di negara yang sama.
Bawaan yang cerdas karena di didik oleh ayahnya sewaktu kecil, lepas memperoleh gerah Doktor, dia pernah diberi kesempatan untuk menjadi pembicara dalam Konferensi Internasional Topical Meeting on Nuclear Reaktor Thermalhydraulics (NURETH-16), di Chicago, Amerika Serikat pada 2015 yang lalu, sebagaimana dilansir dari www.tribunnews.com (6/12/2018).
Namun, tahukah anda bagaimana nasibnya sekarang?
Dirangkum dari beberapa media, bahwa sebenarnya Damar Wicaksono ingin menjadi dosen di Universitas Indonesia. Tapi yang pasti dirinya kerap kali menjadi pembicara bidang Nuklir di tingkat dunia, sementara dirinya juga dipekerjakan sebagai asisten doktoral oleh EPFL dan topik yang menjadi fokus kerjanya adalah kuantifikasi tidak pastinya Bayesian dari model fisik dalam kode sistem hidrolika termal.
